Pemanfaatan Sensory Wall Guna Menunjang Pembelajaran Aman di Situasi Pandemi pada Interior Kelas Pos PAUD Fathonah

Pemanfaatan Sensory Wall Guna Menunjang Pembelajaran Aman di Situasi Pandemi pada Interior Kelas Pos PAUD Fathonah

Selama masa pandemi, ada beberapa fasilitas pembelajaran yang perlu disesuaikan, termasuk fasilitas pembelajaran di Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fathonah yang teletak di Desa Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung. Karena hal tersebut maka tim  pengabdian masyarakat dari Fakultas Industri Kreatif mengambil fokus pada permasalahan yang terpenting untuk segera disolusikan guna meningkatkan kualitas Pendidikan anak usia dini yang menjadi siswa PAUD Fathonah. Berdasarkan berbagai sumber penelitian, anak usia dini akan mengalami pematangan sensomotorik yang mempengaruhi konsentrasi, sikap tubuh, keseimbangan dan perilaku sehari hari. Untuk itu diperlukan penanganan sedini mungkin berupa braingym dan latihan kinestetik, yang banyak menggunakan keterampilan baik motorik kasar dan sensorik. Bentuk permainan tidak harus selalu memakai peralatan yang canggih, tetapi bisa juga dilakukan dengan metode sederhana. Tujuan terpenting adalah mengaktivasi ruang ramah anak yang mendukung mereka beraktivitas di rumah (Kaiser, 2020). Karena pada situasi pandemi ini kita perlu meminimalisir kegiatan di luar rumah, maka permainan sensori dirasa aman dimainkan di rumah dan akan sangat membantu anak mendapatkan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangannya.

Permainan sensori merupakan permainan yang dapat menunjang kualitas pendidikan anak usia dini melalui pemanfaatan kelima panca indera. Sebagian besar aktivitas sensorik adalah bagian dari perkembangan anak sejak lahir (Galeti, 2020). Permainan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan otak anak. Di situasi pandemi seperti saat ini, berbagai jenis permainan sensori bisa menjadi pilihan untuk menjadi aktivitas anak ketika berada di rumah. Namun, permainan ini sering menyebabkan ruang menjadi berserakan, dan orang tua pun semakin kerepotan (Winahyu, 2020). Karenanya diperlukan bentuk yang efisien yang dapat menunjang kualitas bermain anak di rumah yang dapat merangsang sensori tetapi efisien membantu orang tua ketika mendampingi anak bermain di rumah. Salah satu bagian ruang yang dinilai efisien untuk penerapan permainan sensori ini adalah elemen dinding. Sehingga, permainan ini nantinya akan dibuat dalam bentuk treatmen dinding yang dapat digunakan pada ruang kelas maupun ruang bermain anak di rumah masing-masing. Dengan adanya treatment ini maka diharapkan kualitas pembelajaran PAUD dapat terus terjaga meskipun dalam situasi pandemi.

Proses Produksi
Permainan sensori itu sendiri merupakan segala aktivitas yang merangsang indera, seperti sentuhan, penciuman, perasa, gerakan, keseimbangan, penglihatan, dan pendengaran. Penelitian (Sanders, 2016) menunjukkan bahwa permainan sensori membangun kondisi saraf di jalur otak, yang nantinya mengarah pada kemampuan anak untuk menyelesaikan tugas belajar yang lebih kompleks. Jenis permainan ini juga dapat membantu anak dalam mengembangkan dan meningkatkan memori. Untuk dapat diterapkan dalam desain treatment dinding permainan sensori, terdapat berbagai pilihan jenis aktivitas dan permainan yang dipilih responden, yaitu seperti yang dijelaskan di tabel di bawah ini (Tabel 2).

Tabel 1. Pengolahan Dinding menjadi bagian dari Permainan Sensori Anak

No.Jenis AktivitasJenis PermainanPersentase
1Mengenal bentuk/warna (visual)Mengenalkan bentuk 3D, mengenal warna, ular tangga30%
2Menggambar (visual, gerak)Mewarnai dengan cat/crayon8%
3Memindahkan benda (visual, gerak)Memindahkan air, stick ice cream, color sorting26%
4Melatih indera pendengaran (suara)Mengenal suara hewan, bermain piano, mengenal nada6%
5Bermain bongkar pasang (visual, gerak, sentuhan)Puzzle, mega block, lego, balok-balok, scrabble, main kayu pasang angka, uno stacko20%
6Mengenal tekstur (sentuhan, rasa)Pattern box, sensory beads/hydrogel, beras, kacang merah, sponge, obleck, play dough44%

 

 

Penerapan wall treatment berupa permainan sensori ini didominasi pilihan jenis aktivitas mengenal tekstur (44%). Toddler cukup senang memainkan permainan ini. Mereka memainkannya secara berulang dalam durasi waktu 0-60 menit. Aktivitas lainnya yang menjadi pilihan adalah mengenal bentuk dan warna (30)% serta memindahkan benda sesuai dengan bentuk dan warnanya (26%). Sehingga berikut didapat bagan pembagian permainan sensori yang dapat diterapkan sebagai interior wall treatment di rumah selama masa pandemi.

Gambar 1. Sensory Games sebagai Treatment Dinding di Rumah (Pembelajaran PAUD masa Pandemi)

Hasil penerapan interior wall treatment berupa papan permainan sensori di ruang keluarga ini diuji kembali dan mendapat respon yang baik dari responden. Pada aplikasinya sebanyak 83,3% orang tua merasa puas dan setuju jika sensory wall ini diterapkan di rumah mereka. Alasan dari para responden yang memilih setuju yaitu sebanyak 84.4% orang tua merasa dengan adanya sensory wall ini, anak mereka mendapat banyak rangsangan dari aneka permainan yang ada, 75,6% dari mereka pun merasa tidak mudah jenuh ketika bermain, sehingga mereka dapat bermain lebih lama di sisi dinding tersebut. Dampak positif lainnya adalah sebanyak 48,9% orang tua mengatakan dapat mengawasi anak bermain sembari mengerjakan pekerjaan lain, sehingga dengan alasan ini orang tua dapat membiarkan anak bermain dan anak sepenuhnya menjadi sensorial explorer dengan tetap dalam situasi aman di rumah saja.

Setting dan Serah Terima
Sensory board ini selain diterapkan di rumah saat masa pandemi, juga dapat diaplikasikan secara nyata di permukaan dinding kelas Pos PAUD Fathonah. Papan permainan ini dapat berpengaruh baik untuk mendukung aktivitas anak dan juga guru ketika sedang melakukan proses belajar mengajar di Pos PAUD Fathonah.Produk desain sensori board ini diserahkan dari tim Dosen Desain Interior Telkom University kepada Pos PAUD Fathonah, Ciganitri, Desa Lengkong, Bandung, Jawa Barat.

Gambar 2. Serah Terima Produk Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Tim kami dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak banyak mengalami kendala, kecuali dari segi kondisi pandemi ini, yang mengharuskan kami untuk menyesuaikan proses pengerjaan pengabdian masyarakat ini. Mitra masyarakat sasar yaitu Pos PAUD Fathonah cukup kooperatif selama pelaksanaan proses kegiatan. Dimulai dari survey lokasi, pihak mitra yang diwakili oleh Ibu Henni selaku Kepala Sekolah memberikan izin untuk diwawancarai terkait kendala atau kebutuhan ruang yang diperlukan khususnya untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, tim pengabdian masyarakat mendapat keterangan yang jelas tentang kebutuhan yang diperlukan. Partisipasi mitra juga cukup baik dalam memberi maupun menerima feedback bagi keberlangsungan kegiatan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Video Kegiatan:

Tim Pengabdian Masyarakat Desain Interior
Rizka Rachmawati S.Ds., MBA (NIP. 14890047)
Imtihan Hanom S.Sn., M.Ds (NIP. 15870084)
Ariesa Farida, S.T., M.Arch (NIP. 20870010-3)
Ayu (NIM. 1603174043)
Rarra (NIM 1603150133)

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *