Eksplorasi Struktur Tarik / Tensgrity  untuk Karya Seni di Ruang Publik 

Eksplorasi Struktur Tarik / Tensgrity  untuk Karya Seni di Ruang Publik 

Pada ruang publik kota kini, banyak praktek penciptaan ruang yang berbasis informal. Praktek ruang informal, merupakan bentuk respons sosial terhadap ruang, dalam bentuk improvisasi, apropriasi ruang berdasarkan temporalitas. Misalnya, praktek pedagang kaki lima, pengamen, parkir dan bahkan acara-acara privat maupun kultural di komunitas yang seringkali muncul di ruang publik. Praktek ruang informal ini, merupakan bentuk ekspresi budaya, yang seringkali luput dari pengamatan desain. Untuk itu, perlu ada pendekatan khusus, seperti membaca ruangd ari sudut pandang seni rupa, dimana penciptaan ruang informal merupakan bentuk praktek eksperimentasi ruang berbasis partisipatoris. Desain partisipatoris memiliki tujuan untuk melakukan pembacaan kritis terhadap ruang yang telah ada. Artinya, kegiatan berkesenian merupakan salah satu bentuk apresiasi yang kritis, terhadap desain ruang publik yang telah ada. 

Sebagai salah satu kolektif yang bergerak pada karya seni publik, sanggar seni RameRame Art dan Pegerwangi Dome, membutuhkan kegiatan eksplorasi yang berkaitan pengetahuan arsitektural dalam hal struktur. Selama ini, kolaborasi yang dilakukan fokus pada pembuatan pertunjukan, teater tanpa memahami elemen arsitekturalnya. Untuk itu, kali ini kolektif seni RameRameArt, menggandeng penulis, untuk bisa berkolaborasi dalam membut sebuah kegiatan penciptaan karya seni berbasis ruang. Selain itu, informasi/pengetahuan mengenai arkitektonik bisa menjadi salah satu metode untuk mengenalkan dunia seni terhadap dunia desain interior/arsitektur. Arkitektonik merupakan seni ekspresi bangunan, yang muncul dalam wujud detail, konnstruksi dan struktur. Eksplorasi material, struktur, gaya, merupakan komponen penting dalam mendesain sebuah ruang dan bangunan. Untuk itu, kegiatan workshop dalam megeksplorasi struktur tensegrity pada layang-layang, menjadi langkah utama pengenalan struktur aristektur dasar melalui kegiatan bermain dan dan berkesenian. Layang-layang dijadikan sebagai medium percobaan, karena merepresentasikan kondisi sturktur praktek arsitektur informal yang berbasis tali dan rangka (seperti warung, atau tenda). 

Pada pengabdian masayarakat kali ini, para peserta komunitas, bisa menjadi partisipan aktif/pasif dalam workshop membuat layang-layang dan modifikasi struktur tensegrity. Workshop berlangsung pada 15 Januari 2023, di Pagerwangi Dome. Workshop diikuti oleh peserta komunitas dan karang taruna Pagerwangi. Pada workshop, peserta komunitas dapat turut serta menyumbangkan ide pada bentuk layang-layang, yang mana muncul dari eksplorasi struktur dan eksisting sekitar.  Partisipan diajak untuk membentuk struktur, dan mengkaitkan benang pada karya. Tujuan karya ini, selain membentuk karya partisipatoris, nantinya karya ini juga menjadi signature dari hutan Pagerwangi Dome, yang akhirnya dipindahkan ke area interior perpustakaan- BacaDome. 

Link video: 

https://youtu.be/ouhFHTIIsnk

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *