PENYULUHAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA SDN TRI BAKTI, PANGALENGAN – KABUPATEN

PENYULUHAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA SDN TRI BAKTI, PANGALENGAN – KABUPATEN

Ketua:  
Arnanti Primiana Yuniati, M.Ds. (NIP : 199300203) 

Anggota :  
1. Ahmad Nur Sheha Gunawan, S.T., M. T. (NIP : 14810025  
2.  Dea Aulia Widyaevan (NIP : 15871787-3) 

Anggota Mahasiswa : 
1. Adelin Safitri (NIM : 1603190140) 
2. Ikhwanuddin Haran (NIM : 1603194131) 
3. Marzuki Mahardika (NIM : 1603194213) 

Sekolah Dasar Negeri Tri Bakti Pangalengan merupakan satu-satunya sekolah dasar yang terletak di tengah danau situ Cileunca ,Kec. Pangalengan, Kab. Bandung, Jawa Barat. Sekolah ini memiliki banyak siswa, namun pada proses pembelajarannya, siswa mengalami kesulitan untuk belajar membaca. Hal ini menjadi satu masalah pada sekolah terpencil, dimana metode dan fasilitas pembelajaran harus dikembangkan sesuai kebutuhan siswa setempat. Hal inilah yang mendasari kegiatan pengabdian masyarakat kali ini. Faktor eksternal seperti ruangan, dan lingkungan memiliki pengaruh yang besar dalam stimulasi minat membaca dan belajar para siswa. Berdasarkan hasil observasi, kondisi ruang dan fasilitas belajar seperti kelas, perpustakaan, masih kurang layak, dan kategorisasi buku kurang terstruktur. organisasi ruang, penciptaan suasana ruang masih kurang memperhatikan psikologi para siswanya. 

Pada rencana awal pengabdian masyarakat berusaha untuk membuat kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan standar ruang interior. Kegiatan pengabdian ini akan dilakukan beberapa tahap. Pertama, melakukan penyuluhan mengenai prinsip tata letak/organisasi ruang yang dalam hal ini pengkategorisasian buku, lalu dipraktekkan pada ruang eksisting. Selain itu penyuluhan tata tertib dan etika peminjaman perpustakaan untuk siswa. Kedua, untuk meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan ruang, akan dilakukan serangkaian perbaikan interior, seperti mengganti plafon yang rusak, kunci pintu, maupun jendela. Ketiga, kegiatan dilanjutkan untuk fokus pada pengadaan media pembelajaran membaca dan juga storage penyimpanan dari Program Desain Interior. Namun karena keterbatasan dana dan waktu, pada pengabdian periode ini, hanya dapat difokuskan pada tahap pertama, kegiatan penyuluhan.  

Penyuluhan tentang tata kelola buku pertama kali diterangkan untuk kebutuhan para siswa. Tata kelola buku merupakan hal yang paling penting dan diharapkan menjadi pedoman dalam penyusunan buku. Dari materi tata kelola buku guru dan siswa dapat bersama-sama menjaga kategorisasi buku tetap rapih dan mudah untuk dijangkau para siswa dan guru. Agenda selanjutnya yaitu penyuluhan tentang tata tertib peminjaman buku dan etika di perpustakaan pada siswa. Kedua topik tersebut diangkat untuk mengingatkan siswa agar dapat memelihara dan menggunakan sarana dan prasarana perpustakaan dengan tanggung jawab. Acara penyuluhan materi dibuat lebih interaktif dengan dilakukan sesi tanya jawab dan diskusi berhadiah untuk siswa. Selanjutnya X-banner sebagai tanda pengingat untuk guru dan siswa dipasang di dalam perpustakaan. Acara penyuluhan ditutup dengan pemberian sertifikat, penandatanganan Berita Acara, dan foto bersama. 

Setelah makan siang dan shalat Jumat, tim bersama-sama merapihkan, mengcrosscheck, dan mengkategorikan buku perpustakaan kembali. Pada survey awal didapatkan 10 kategori buku, namun saat proses perapihan terdapat beberapa kategori buku tambahan sehingga tim harus merevisi dan menambahkan label secara mandiri di tempat. Dari data terdapat 5 rak; 4 untuk siswa dan 1 untuk guru, yang terdiri dari 5 kategori yang di breakdown menjadi: 

Beberapa siswa sekolah dasar didapatkan masih belum dapat membaca sehingga diperlukan cara lain untuk membedakan jenis buku. Salah satunya adalah membedakan kategorisasi berdasarkan warna. Sejak lahir manusia paling awal dapat mengidentifikasi dan bereksplorasi pola visual. Anak-anak dapat mengenal bentuk dan warna saat berumur antara 2- 4 bulan, sedangkan umur 6- 7 tahun anak baru dapat membaca (Luerder & Rice, 2007). Setiap jenis buku memiliki warna yang berbeda untuk memudahkan siswa mencari buku berdasarkan warna walaupun siswa belum dapat membaca. Pada gambar 5.2 turut dijelaskan cara penyusunan buku pada lemari berdasarkan abjad, pertimbangan jangkauan ergonomi siswa SD kelas 1-6, dan seberapa banyak peluang buku akan diakses siswa. Buku-buku untuk siswa kelas 1-6 ditaruh berdasarkan ketinggian badan, semakin tinggi kelas, semakin tinggi jangkauan buku yang bisa digapai dibandingkan kelas yang kecil. Begitu pun posisi buku yang akan sering diakses oleh siswa ditempatkan pada rak-rak yang mudah dijangkau seperti rak pertama yang paling depan atau pun yang paling bawah. 

Hasil akhir dari abdimas ini adalah koleksi perpustakaan yang telah terkoordinir secara baik dan beberapa infografis sebagai media pengingat etika serta tata tertib di dalam perpustakaan untuk para siswa dan guru. Para siswa dan guru juga turut antusias untuk tetap bekerjasama melanjutkan kegiatan pengabdian masyarakat ini bersama Telkom University. Oleh karena itu, untuk tindak lanjut dari kegiatan pengabdian masyarakat tahap berikutnya adalah; (1) meningkatkan kualitas kenyamanan dan keamanan ruang, akan dilakukan serangkaian perbaikan interior, seperti mengganti plafon yang rusak, kunci pintu, maupun jendela, (2) pengadaan media pembelajaran membaca dan juga storage penyimpanan dari Program Desain Interior, Telkom University  sebagai program kegiatan abdimas periode berikutnya. 

Link Video Kegiatan:
https://www.youtube.com/watch?v=ynCzrtAjXH8

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *